Untitled1

Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammasena

Sejarah Lahirnya Dhammasena

Pada awalnya tidak ada kegiatan keagamaan dan pembinaan kerohanian bagi para mahasiswa Buddhis di kampus Trisakti. Oleh karena itu, mulailah beberapa mahasiswa Buddhis berkumpul setiap minggu untuk mendengarkan atau mengadakan diskusi Dhamma di bawah koordinasi Seksi Agama Buddha Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Trisakti.

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan untuk berkumpul dan memberikan pelayanan bagi mahasiswa Buddhis Trisakti pun semakin meningkat. Timbullah tekad yang kuat untuk membentuk suatu wadah kegiatan yang dapat mewujudkan keinginan tersebut. Oleh karena itu bersama Dosen Agama Buddha Usakti (Pandita Sumedha Widyadharma), Saudari Senny Ruslim dan beberapa rekan lainnya menghadap Rektor Usakti dan mengajukan surat permohonan agar mahasiswa Buddhis Usakti diberi izin dan tempat untuk melakukan kebaktian di kampus. Dari hasil pembicaraan yang diadakan, ternyata Rektor sangat menghargai dan mendukung rencana tersebut. Maka dibentuklah Wadah Kegiatan Mahasiswa Buddhis Usakti pada tanggal 24 Desember 1984. Sejak saat itu, secara teratur Wadah Kegiatan Mahasiswa Buddhis Usakti melakukan kebaktian.

Seiring dengan itu pula, Y.M. Sri Pannavaro Mahathera berkenan memberikan nama Buddhis "DHAMMASENA" yang artinya "PRAJURIT DHAMMA". Untuk selanjutnya, nama Dhammasena ini selalu dijadikan motivasi dan sumber inspirasi untuk menjadi Prajurit Dhamma sejati yang senantiasa belajar dan berkarya dalam Buddha Dhamma.

Langkah-langkah awal pun dimulai. Diawali dengan 4 macam kegiatan kepanitiaan pada tahun 1985, yaitu Perayaan Waisak 2529, Ceramah Umum, Pekan Penghayatan Dhamma 1 (PPD 1), dan Aksi Sosial. Pada tahun-tahun berikutnya, pemantapan-pemantapan kegiatan yang ada terus dilakukan dengan seksama dan kesinambungan organisasi terus dibina dengan penyerahan tongkat estafet kepemimpinan yang berlangsung dengan baik. Pada tahun berikutnya, pemantapan-pemantapan kegiatan yang ada terus dilakukan dengan seksama. Untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang, maka Dhammasena dituntut untuk mengadakan pemekaran jenis kegiatan seluas-luasnya, seperti terbitnya "Swara Dhammasena" untuk pertama kalinya pada bulan Mei 1987 dan pada tahun yang sama pertama kalinya pelaksanaan hari besar Kathina Puja dilaksanakan dan Magha Puja pertama kali dirayakan pada tahun 1988. Pada tahun yang sama, Dhammasena diminta Universitas untuk membantu kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa/i Buddhis baru angkatan 1988 di Bumi Perkemahan Cibubur. Pada peringatan usianya yang ke-5, didirikan perpustakaan buku-buku agama Buddha sebagai fasilitas penunjang pembinaan anggota-anggota Dhammasena Trisakti dan pada saat ini Perayaan Asadha untuk pertama kalinya diadakan sehingga benar-benar menambah kelengkapan kegiatan Dhammasena Trisakti. Kegiatan tahun 1988 ditutup dengan pelaksanaan PPD IV di Pusat Meditasi Buddhis Dhamma Vijaya. Kegiatan-kegiatan secara mantap terus diperbaiki dan diperkaya dengan kegiatan Lomba Cepat Tepat Buddhis bagi mahasiswa/i Buddhis di USAKTI.

Dalam perkembangannya, karena keadaan domisili kampus yang letaknya berjauhan dan jumlah mahasiwa/i Buddhis Trisakti yang semakin meningkat, maka pada tahun 1991 dilakukan pemisahan 3 Unit Kegiatan Kerohaniaan Buddha di lingkungan Trisakti, yakni Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Buddha Universitas Trisakti (UKMKB USAKTI), Unit Kegiatan Kerohanian Buddha Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti (UKKB STIE), dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Buddha Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (UKMKB STPT). Pemisahan ini dilakukan karena masing-masing Unit memiliki jenjang struktural tersendiri di Universitas/Akademi masing-masing. Pemisahan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada seluruh mahasiswa/i Buddhis Trisakti. Namun hal ini bukan berarti ketiga Unit Kerohanian Buddha tersebut berdiri masing-masing, melainkan ketiga Unit Kerohanian Buddha ini tetap bersatu dalam satu keluarga besar Dhammasena Trisakti.

Kegiatan-Kegiatan Dhammasena

Selama 19 tahun Dhammasena berkarya, terdapat banyak kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan, seperti Perayaan Waisak, Perayaan Kathina, Perayaan Magha Puja, Perayaan Hari Asadha, Aksi Sosial, Pekan Penghayatan Dhamma (PPD) , Keluarga Kecil Dhammasena (KKD), Donor Darah, Congratulation dan Temu Alumni, dan lain-lain di samping perayaan dan kegiatan rutin lainnya, seperti kebaktian, Dhammaclass, kegiatan olahraga (basket, badminton), dan sebagainya.

Perayaan Sewindu Dhammasena Trisakti

Pada Desember 1992, Dhammasena merayakan ulangtahunnya dengan lebih semarak melalui kegiatan "Sewindu Dhammasena Trisakti". Pada perayaan ini dilaksanakan berbagai kegiatan, meliputi:

  • Pameran dan Bazaar
  • Dhammadesana oleh Bhikkhu Pannavaro dan Bhikshu Andhanavira
  • Pemutaran film: "Kebudayaan dan Semangat Zen" dan "Musashi-Zen And Sword"
  • Temu Alumnus dimeriahkan dengan acara-acara kesenian
  • Tuntunan Meditasi oleh Bhikkhu Nyana Kusalo
  • Dialog Panel

Perayaan Dasawarsa Dhammasena Trisakti

Untuk menyambut usianya yang ke-10, maka segenap pengurus Dhammasena membuat serangkaian acara pada perayaan Dasawarsa Dhammasena Trisakti di mana keseluruhan acara bertujuan untuk meningkatkan peranan Dhammasena sebagai organisasi Buddhis dalam pengembangan Buddha Dhamma. Kegiatan yang diadakan meliputi:

  • Donor darah
  • Pengobatan massal
  • Temu alumni
  • Pameran Buddhis "WORLD OF BUDDHISM"
  • Ceramah umum

Peringatan 15 tahun Dhammasena Trisakti

  • Donor Darah Dhammasena Trisakti, diselenggarakan di 3 kampus, kampus STIE Trisakti, kampus STP Trisakti, dan kampus USAKTI.
  • Simposium Sehari Dhammasena Trisakti dengan tajuk "Rahasia di balik keagungan Borobudur". Tujuan kegiatan ini adalah menjelaskan serta membuka wawasan para peserta Simposium mengenai Candi Borobudur dari segi ilmiah, Candi Borobudur dipandang dari sudut Buddhologi, ditinjau dari aspek Buddhisme, dan mengenai arkeologi Borobudur. Pada kesempatan ini Dhammasena mengumumkan pemberian "DHAMMASENA AWARD" kepada 3 institusi, diantaranya IAAI (Ikatan Ahli Arkeolog Indonesia) dan PUSKAT. Simposium ini merupakan yang terbesar dan terlengkap dari segi pembahasan mengenai Borobudur yang pernah ada di Indonesia
  • Pameran Dhammasena Trisakti dengan tema "Borobudur 2000". Diharapkan dengan kegiatan ini dapat menumbuhkan minat masyarakat luas untuk mengenal dan belajar lebih jauh tentang Candi Borobudur dalam hal pelestariannya. Pameran ini terbagi dalam 5 sektor, yaitu sektor Sejarah Perkembangan Agama Buddha di Indonesia, sektor Kronologis Borobudur, sektor Agama Buddha, sektor Pelajaran dari Borobudur, sektor Masa Depan Borobudur. Pameran ini merupakan pameran terlengkap dan terbesar dalam sejarah di Indonesia.
  • Bazaar dan Bursa Buddhis
  • Temu Alumni Dhammasena Trisakti & HUT Dhammasena ke XV
  • Pengobatan Massal Dhammasena Trisakti

Pekan Penghayatan Dhamma (PPD)

Pekan Penghayatan Dhamma atau yang biasa disingkat dengan PPD, merupakan salah satu program rutin tahunan Dhammasena. Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak Dhammasena berdiri dan biasanya selalu diadakan dengan mengambil kesempatan pada saat libur Natal dan Tahun Baru.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah agar para peserta memperoleh manfaat dan pengetahuan mengenai Dhamma, serta bagaimana mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan melalui latihan meditasi dan upaya pelaksanaan Dhamma.

Selama kegiatan berlangsung, para peserta dibimbing oleh anggota Sangha ataupun oleh penceramah lainnya.

Kegiatan selama PPD antara lain meliputi: kebaktian, ceramah/wejangan, latihan meditasi (baik dalam bentuk duduk, berjalan, ataupun berbaring), latihan atthasila, diskusi dan tanya jawab, visuddhi upasaka-upasika, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang disusun oleh Panitia Pelaksana.

Setelah berlatih selama kurang lebih 4-5 hari, para peserta akan diajak untuk mengimplementasikan latihan yang telah didapat melalui bakti sosial sebagai wujud kesadaran umat Buddha terhadap masyarakat dan lingkungan. Bakti sosial ini dapat berupa pembagian buku-buku Dhamma dan buku pelajaran, perbaikan vihara, cetiya, atau sarana lainnya, penyuluhan, penghiburan terhadap masyarakat, serta saling berbagi rasa dan pengalaman dengan penduduk, pengurus vihara, serta muda-mudi setempat.

Dalam perjalanan pulang, para peserta diajak berekreasi ke tempat-tempat wisata, mengunjungi vihara-vihara, ataupun candi-candi yang ada di sekitarnya.

Banyak manfaat dan kesan yang dapat diperoleh melalui kegiatan ini, tidak hanya pengetahuan Dhamma, tetapi juga memiliki pengetahuan dan wawasan lebih mengenai ragam kehidupan dan kebudayaan daerah setempat.

Keluarga Kecil Dhammasena

Acara Keluarga Kecil Dhammasena (KKD) merupakan salah satu Program rutin dari bidang Pembinaan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keakraban antarsesama anggota Dhammasena.

Sebenarnya bentuk kegiatan seperti ini telah dirintis dari sejak awal Dhammasena berdiri, yang pada saat kepengurusan waktu itu diberi nama Dhammasena Tour, Asadha Dhammasena, ataupun Rekoleksi Asadha. Dasar pemikiran awalnya sendiri untuk kaderisasi dan meningkatkan keakraban antarmahasiswa Buddhis Trisakti.

Seiring dengan perkembangnnya, KKD kemudian ditetapkan akan diadakan rutin tiga kali dalam satu periode kepengurusan. KKD I dilaksanakan dengan pendekatan pada perkenalan dan pengakraban antarsesama mahasiswa baru serta dengan anggota Dhammasena dan untuk mengenal Dhammasena itu sendiri. Pelaksanaannya adalah dilingkungan Kampus Universitas Trisakti.

Pada KKD II lebih difokuskan pada pendekatan Dhamma dengan mengadakan kunjungan ke vihara-vihara di daerah sekitar. Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai pengenalan lingkungan dan Vihara-Vihara sekitar kepada mahasiswa/i baru, khususnya bagi mereka yang berasal dari daerah luar Jakarta.

Sedangkan KKD III lebih ditujukan untuk lebih mengakrabkan seluruh anggota Dhammasena, baik dari mahasiswa sendiri, pengurus, mantan pengurus, dan alumni. KKD III ini biasanya mengambil tempat di luar kota dan dilaksanakan selama kurang lebih tiga hari.

Pengobatan Massal

Kegiatan pengobatan massal ini merupakan kegiatan di bawah koordinator bidang khusus di mana bertujuan untuk mengobati masyarakat yang kurang mampu sebagai implementasi dari ajaran Sang Buddha. Selain itu kegiatan ini juga berfungsi sebagai media di mana anggota-anggota Dhammasena Trisakti dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi untuk mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah.

Kegiatan ini sudah dilaksanakan Dhammasena Triskati sejak Dhammasena Trisakti berusia 10 tahun. Kegiatan pengobatan yang diadakan oleh Dhammasena Trisakti pada tahun 2002 di Klinik Maha Karuna, Vihara Lalitavistara, Cilincing dengan jumlah pasien sekitar 700 orang dan jumlah dokter lebih dari 30 orang yang merupakan alumni-alumni kedokteran Dhammasena Trisakti. Kegiatan berikutnya pengobatan massal yang diadakan Dhammasena Trisakti di Liwa, Lampung Barat pada tanggal 30 Juli sampai tanggal 3 Agustus 2004.

Selain tujuan yang disebut di atas, tujuan lain Dhammasena Trisakti mengadakan kegiatan pengobatan massal ini adalah untuk menyediakan media umat-umat Buddha untuk berbuat baik melalui berdana. Bagi saudara-saudara umat Buddha yang ingin berdana melalui kegiatan pengobatan massal ini dapat menghubungi Dhammasena Trisakti sekretariatnya di Gedung L, Kampus A Universitas Trisakti, Grogol Jakarta Barat atau dengan memperhatikan poster-poster yang kami sebarkan di vihara-vihara.(Red)